Home » » Menyesap Secangkir Tragedi di Balik Kopi

Menyesap Secangkir Tragedi di Balik Kopi

Posted By Redaksi on Minggu, 11 Juni 2023 | Minggu, Juni 11, 2023

diseduh oleh: Alfian Nawawi

Kopi tidak pernah benar-benar mengalir ke dalam tiga ruang yang kita sebut budaya, ekonomi dan lifestyle, sebagai sekadar tanaman atau komoditas. Kopi punya banyak drama yang tidak tercatat, kawan. 

Bebijian eksentrik itu lebih banyak disebut sebagai warisan  nenek moyang yang harus dijaga dengan penuh kehormatan. Begitu bunyi narasi mainstream yang selalu kita harus pahami. Sementara kita kerap lupa bahwa narasi itu ditulis oleh penguasa dan kapitalis.

Di lembaran narasi mana kita pernah menyeduh kisah setiap tetes keringat yang menetes di ladang kopi? Terlebih lagi ladang-ladang kopi di 'dunia ketiga'.

Begitulah sehingga tidak semua cerita kopi berakhir serupa ending sinetron Indonesia. Nyaris di balik setiap cangkir kopi yang nikmat, ada tragedi yang mengiringinya sebelum tiba di hadapan kita. 

Kopi susu ala Kedai Kopi Litera
Di sana banyak kisah penindasan terhadap petani kopi. Mereka bekerja keras, namun jarang diberikan imbalan yang setimpal. Sementara kita menikmati aroma dan cita rasa kopi, mereka tetap terjebak dalam lingkaran kemiskinan turun temurun.

Buku-buku tentang kopi seperti "The World Atlas of Coffee" karya James Hoffman, "God in a Cup" karya Michaele Weissman, dan "The Coffee Dictionary" karya Maxwell Colonna-Dashwood, menjadi saksi bisu perjalanan kopi dari kebun hingga ke cangkir kita.

Betapa buku-buku itu menggambarkan perjalanan yang panjang dan kompleks dari biji kopi hingga menjadi minuman yang disukai oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Tapi, bagaimana kamu bisa tahu kalau baca sepotong buku saja tidak pernah?

Buku-buku ini juga memperkenalkan kita pada keanekaragaman jenis kopi, metode pengolahan yang berbeda, dan dampak sosial-ekonomi dari industri kopi. Mereka memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang apa yang ada di balik setiap tegukan yang kita nikmati, dan mendorong kita untuk lebih menghargai proses dan perjuangan yang ada di baliknya.

Media juga memiliki peran penting dalam memperluas pemahaman kita tentang kopi. Dalam film dokumenter  semisal "A Film About Coffee", kita dihadapkan pada realitas pahit di balik secangkir kopi. Kita melihat bagaimana petani kopi di negara-negara seperti Ethiopia, Kolombia, dan Brasil berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, harga yang tidak stabil, dan kesenjangan sosial.

Di wilayah karya sastra, buku, dan media, kita dapat memahami bahwa kopi adalah jauh lebih dari sekadar minuman yang kita nikmati setiap hari. Ia adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi jutaan petani kopi di seluruh dunia. Ia adalah kisah tentang kehidupan, keberanian, dan perjuangan yang tidak boleh dilupakan.

Kopi itu adalah harmoni antara kehidupan dan seni. Ya, jika kita menggabungkan kekuatan dan keindahan dalam setiap tetesnya. Ya, jika kita kopi sudah kita pahami sebagai kebersamaan, rasa hormat terhadap alam, dan penghargaan terhadap kerja keras orang-orang di baliknya. Kopi adalah semangat dan inspirasi yang mampu menghidupkan kembali tubuh dan pikiran kita.  

Sejenak, bayangkan aroma kopi yang menguar dari cangkir dengan menyesap harga kemanusiaan dan kisah-kisah tragedi petani kopi di balik setiap cangkir kopi yang kita minum..

Mereka benar-benar masih banyak yang terpencil, kawan. Di balik setiap tegukan yang kita nikmati, adakah wajah petani kopi yang bergumul di musim panen? Jika tidak, pantas kamu bebal sekali hanya mau beli kopi premium yang rasanya jauh lebih hambar karena kamu juga tak paham ilmu seduhnya. Lebih hambar lagi hidupmu, menulis kalimat filosofi kopi tapi tak mau tahu perjuangan dan penderitaan orang-orang yang mengandalkan penghasilan dari biji ajaib ini.

Kopi saya kali ini cukup keras, kawan. Sekeras bebalmu!***

Share this article :
Komentar

0 apresiator:

 
Support : Creating Website | Dihyah PROject | Dihyah PROject
Copyright © 2011. Kedai Kopi Litera - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Dihyah PROjecte
Proudly powered by Dihyah PROject