Latest Post

Rahasia Sebelum Membangun Kedai Kopi

Posted By Redaksi on Jumat, 30 Juni 2023 | Jumat, Juni 30, 2023

Di dalam gelapnya malam, saat kota dan desa terlelap dalam tidur lelapnya, apakah Anda pernah bertemu rahasia yang tersembunyi di balik sebuah bangunan kosong? Di sanalah sebuah mimpi mungkin  sedang merayap, dengan aroma kopi yang menari-nari di udara. 

Inilah rahasia cara menyiapkan segala sesuatu sebelum membangun sebuah kedai kopi.

Ilustrasi Kedai Kopi Litera
Di balik pintu kedai kopi yang sederhana, tersembunyi dunia yang memukau. Cahaya temaram mengelilingi ruangan, mengungkapkan jejak-jejak waktu yang terpahat dalam furnitur tua dan buku-buku berdebu. Bau harum kopi menyatu dengan aroma hangat roti bakar yang menggoda. Suara gemericik air mengalir di sudut ruangan menciptakan irama yang menenangkan. 
Di sana, dalam kesendirian atau di antara percakapan berbisik, terdapat orang-orang yang terhilang dalam dunianya sendiri, berburu kata-kata atau menciptakan mimpi. Setiap tegukan kopi adalah perjalanan menuju inspirasi, membuka pintu ke pikiran-pikiran yang tersembunyi dan memberikan ruang bagi penciptaan yang tak terbatas.

Pentingnya Konsep

Seperti seorang seniman yang menciptakan kanvas kosong menjadi karya yang memukau, membangun sebuah kedai kopi juga memerlukan konsep yang kuat. Ia adalah perpaduan antara cita rasa dan estetika, tempat di mana kenikmatan dan keindahan bertemu dalam harmoni. 

Mulailah dengan memahami visi Anda, apa yang ingin Anda sampaikan melalui kedai kopi Anda. Mungkin Anda ingin menciptakan suasana yang hangat dan akrab, atau mungkin Anda bercita-cita menjadi tempat bagi para seniman dan penulis untuk berkumpul. Konsep ini akan menjadi pijakan yang kuat dalam merancang setiap detail dari kedai kopi Anda.

Setelah memiliki konsep yang jelas, waktunya untuk meramu menu yang menggugah selera dan menggoda indera. Bermainlah dengan kombinasi biji kopi terbaik dari berbagai penujuru, menemukan harmoni rasa yang unik untuk setiap sajian. Namun, jangan lupakan pula pilihan minuman non-kopi yang bisa memikat lidah para pengunjung, seperti teh yang harum dan segar, atau mungkin minuman cokelat hangat yang menggugah selera. Ingatlah bahwa menu Anda adalah cerminan dari identitas kedai kopi Anda, jadi pastikan setiap sajian membawa cita rasa yang tak terlupakan.

Tapi konsep dan menu saja tidak cukup untuk menciptakan keajaiban. Untuk meraih sukses, Anda harus memahami segmentasi pelanggan Anda. Siapa target pasar Anda? Apakah Anda ingin menarik pengunjung yang mencari tempat nyaman untuk berkumpul bersama teman-teman, ataukah Anda ingin menarik perhatian para profesional yang mencari tempat untuk bekerja sambil menikmati secangkir kopi yang sempurna? Kenali karakteristik, minat, dan kebutuhan dari segmen pelanggan Anda, dan rancanglah setiap aspek dari kedai kopi Anda untuk memenuhi harapan mereka.

Tetapi di balik keindahan konsep, menu yang menggugah selera, dan pemahaman yang mendalam tentang segmen pelanggan, ada satu rahasia yang paling penting dalam membangun sebuah kedai kopi yang sukses. Rahasia ini adalah dedikasi dan cinta yang tulus terhadap kopi. Sebuah kedai kopi bukanlah hanya tentang bisnis semata, melainkan juga tentang semangat untuk menyajikan secangkir kopi yang sempurna kepada setiap pengunjung. Itulah yang membuat kedai kopi memiliki jiwa yang berbeda, yang membuat orang-orang kembali lagi dan lagi.

Membangun sebuah kedai kopi adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan kegembiraan. Ia adalah perpaduan antara seni dan bisnis, antara aroma kopi yang menggoda dan senyum para pengunjung yang terpuaskan. Dengan merangkai konsep yang kuat, menu yang menggugah selera, dan pemahaman yang mendalam tentang segmen pelanggan, Anda sedang membangun lebih dari sekadar sebuah kedai kopi. Anda sedang menciptakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan, di mana setiap orang bisa menemukan kesenangan dan inspirasi dalam setiap tegukan kopi.

Ketika mentari mulai muncul di ufuk timur, bangunan kosong itu akan hidup menjadi kedai kopi yang nyaman, penuh kehangatan, dan bersemangat. Rahasia pun terungkap, dan semua orang akan melihat betapa indahnya sebuah kedai kopi yang dirangkai dengan dedikasi dan cinta sejati. Dan pada saat itulah, Anda akan tahu bahwa segala usaha yang telah Anda lakukan tidaklah sia-sia.

10 Ide Konsep Kedai Kopi yang Unik

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, ada persembunyian yang memikat, di mana aroma kopi dan sentuhan kreativitas bergabung menjadi sebuah pengalaman yang menginspirasi. 

Di sinilah kesenangan dan inovasi menyatu, dalam sepuluh konsep kedai kopi yang unik dan menggugah hati. Mari kita jelajahi dunia keajaiban ini, di mana dekorasi, gaya vintage, dan menu menciptakan harmoni yang tak terlupakan. Kami beberkan 10 ide konsep kedai kopi yang unik dan bisa diterapkan oleh sesiapa pun.

1. "The Botanical Retreat": 

Ketika Anda melangkahkan kaki ke kedai kopi ini, Anda akan merasakan diri Anda berada di tengah-tengah taman ajaib. Dihiasi dengan tanaman hijau yang indah dan nuansa alami, kedai kopi ini menghadirkan suasana yang menyejukkan dan menyegarkan. Menu diisi dengan pilihan minuman segar yang menggunakan ramuan alami dan bahan organik, mengajak Anda untuk menikmati kenikmatan alam dengan setiap tegukan.

2. "The Industrial Haven": 

Di kedai kopi ini, Anda akan merasakan sentuhan keabadian dari desain industri yang keren. Dinding bata ekspos, lampu gantung besi, dan furnitur dengan sentuhan metalik menciptakan suasana yang modern dan kasar. Menu diisi dengan kopi khas yang kuat dan berani, disajikan dengan penuh karakteristik yang memukau.

3. "The Retro Revival": 

Melangkahlah ke dalam lembaran masa lalu dengan konsep kedai kopi yang menghidupkan kembali gaya retro. Dinding dengan wallpaper motif vintage, furnitur dengan desain klasik, dan koleksi piring kuno menciptakan suasana yang penuh nostalgia. Menu menghadirkan minuman ikonik dari era yang lalu, seperti es krim soda dan minuman koktail klasik yang memberikan sentuhan kenangan yang manis.

4. "The Literary Haven": 

Di sini, kopi dan kata-kata menyatu dalam keindahan. Kedai kopi ini memiliki dekorasi yang menginspirasi dari dunia sastra, dengan rak buku yang dipenuhi dengan karya-karya klasik dan lampu baca yang lembut. Menu menyajikan minuman kopi dengan nama-nama karakter sastra terkenal, mengajak pengunjung untuk menikmati secangkir kopi sambil merenungkan kisah-kisah yang penuh makna.

5. "The Minimalist Retreat":

 Dalam keanggunan kesederhanaan, kedai kopi ini mengusung konsep desain minimalis yang menenangkan. Dinding putih bersih, furnitur dengan garis-garis yang bersih, dan pencahayaan yang lembut menciptakan suasana yang tenang dan terorganisir. Menu disajikan dengan pilihan kopi dengan cita rasa yang sederhana namun berkualitas tinggi, mengajak pengunjung untuk menghargai keindahan dalam kesederhanaan.

6. "The Artistic Hub": 

Kedai kopi ini adalah surga bagi para pecinta seni. Dinding dipenuhi dengan karya seni unik dan pameran bergantian, menciptakan suasana yang kreatif dan menginspirasi. Menu menyajikan kopi yang dikreasikan secara artistik, dengan latte art yang indah dan variasi rasa yang tak terduga.

7. "The Coastal Escape":

 Di kedai kopi ini, Anda akan merasakan keajaiban pantai yang memikat. Dekorasi didominasi oleh warna biru dan putih yang cerah, dengan dekorasi berupa kerang dan pernak-pernik pantai. Menu menghadirkan minuman dingin dan segar, seperti es kopi dengan sentuhan buah tropis, yang membawa Anda pada petualangan rasa di tepi pantai yang indah.

8. "The Cultural Fusion": 

Kedai kopi ini adalah perpaduan harmonis antara budaya-budaya yang berbeda. Dekorasi dan desain interior terinspirasi dari berbagai tradisi dan seni dari seluruh dunia. Menu menggabungkan cita rasa kopi dari berbagai negara, mempersembahkan kekayaan rasa yang mencerminkan keragaman dunia.

9. "The Garden Oasis":

 Kedai kopi ini adalah tempat perlindungan bagi para pecinta alam. Dikelilingi oleh taman hijau yang rimbun, dengan dinding kaca yang memberikan pemandangan yang menakjubkan, kedai kopi ini menghadirkan suasana santai dan segar. Menu menyajikan minuman kopi dengan sentuhan herbal dan buah-buahan segar, mengajak Anda untuk merasakan kelezatan alam dalam setiap tegukan.

10. "The Futuristic Experience": 

Di kedai kopi ini, Anda akan dibawa ke masa depan dengan konsep desain yang futuristik. Teknologi canggih dan elemen-elemen modern menciptakan suasana yang inovatif dan eksperimental. Menu menyajikan kopi dengan metode penyeduhan yang unik, menggunakan peralatan modern yang memberikan pengalaman kopi yang revolusioner.

Dari keajaiban alam hingga nuansa masa lalu, dari desain minimalis hingga kekayaan budaya, kesepuluh konsep kedai kopi ini menghadirkan keunikan dan inspirasi yang tak terlupakan. Dalam setiap sudutnya, dekorasi, gaya vintage, dan menu bekerja sama untuk menciptakan pengalaman kopi yang mengangkat jiwa dan mengajak kita untuk menghidupkan imajinasi.***

Memetik Rasa dari Sejarah dan Tradisi

Lebih dari membangunkan orang tidur. Kopi juga rupanya telah lama membangunkan banyak budaya.

Dalam keheningan pagi yang menghampar di Asia, aroma harum kopi membangunkan rasa nikmat yang tiada tara. Di balik secangkir kopi yang disajikan dengan penuh kecermatan tersembunyi sejarah panjang dan tradisi yang kaya. Sepanjang abad, warisan kopi telah mengalir dari generasi ke generasi, memengaruhi budaya dan membentuk kebiasaan yang sebelumnya tidak terduga.

Ilustrasi secangkir kopi (Kedai Kopi Litera)
Sebagaimana tidak akan ada kopi di Eropa maka tidak akan ada kopi di Asia jika tidak dimulai dari abad ke-9 di Ethiopia, Afrika Timur, tempat legenda pertama kali muncul. Kisah seorang penggembala yang menyaksikan kambingnya menjadi bersemangat setelah memakan buah kopi. Kejadian itu memicu eksperimen baru, dan dalam waktu singkat, kopi menyebar ke Arab dan kemudian ke seluruh Asia. Menurut beberapa catatan sejarah, kopi tiba di Semenanjung Arab pada abad ke-15 melalui pedagang dan peziarah.

Tulisan Arab pertama yang mencatat tentang kopi adalah Kitab al-Shifa karya Ibn Sina pada abad ke-11, yang memuji manfaat kesehatan dan daya pikatnya. Namun, kopi tidak lama setelah itu menjadi subyek perdebatan di dunia Muslim. Buku Kashf al-Zunun oleh Haji Khalifa (1650-1702) mengutip bahwa Mufti Makkah pada tahun 1511 mengeluarkan fatwa melarang kopi karena dianggap memengaruhi perilaku umat Islam.

Meski begitu, cairan hitam yang menggugah itu mengatasi segala hambatan dan menemukan tempatnya di Asia. Di Jazirah Arab, kopi menjadi pusat kehidupan sosial dan intelektual, dengan munculnya kedai kopi yang disebut "qahwa" menjadi tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdiskusi dan berbagi gagasan. Buku The World of Caffeine: The Science and Culture of the World's Most Popular Drug oleh Bennett Alan Weinberg dan Bonnie K. Bealer (2001) memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tradisi ini berkembang.

Kemudian, kopi menyebar melalui ekspedisi perdagangan dan kolonialisme Eropa. Pada abad ke-17, Belanda memperkenalkan kopi di Indonesia, menjadikan pulau Jawa sebagai salah satu pusat produksi kopi terbesar di dunia. Buku A History of Coffee oleh Mark Pendergrast (1999) mengungkap bagaimana penjajahan Belanda memengaruhi industri kopi dan membentuk kebiasaan minum kopi di Asia Tenggara.

Di Asia Timur, Jepang menerima kedatangan kopi pada awal abad ke-18 melalui perdagangan Belanda. Meski teh tradisional masih menjadi minuman yang dominan, kopi perlahan menemukan penggemarnya di kalangan masyarakat Jepang. Buku The Book of Coffee and Tea oleh Joel Schapira (1982) mengulas transformasi budaya minum kopi di Jepang.

Di Asia Selatan, India menjadi tujuan bagi budidaya kopi pada abad ke-17 oleh bangsa Belanda. Secara bertahap, kopi India berkembang menjadi kekayaan rasa yang unik dan diakui secara internasional. Buku Indian Coffee: The Untold Story oleh G. U. Thayil (2002) memberikan pemahaman mendalam tentang perjalanan kopi di India.

Tidak hanya sebagai minuman, kopi juga melahirkan seni dan ritual yang khas di Asia. Di Vietnam, tradisi menyajikan kopi dengan filter tuang ala Phin, menandai keunikan dan keaslian budaya kopi mereka. Di Indonesia, tradisi "ngopi" menjadi ritual sosial yang diterapkan dalam budaya sehari-hari, dengan acara-acara bertemu di kedai kopi menjadi momen berharga untuk berkumpul.

Dari gurun pasir Arab hingga perbukitan pegunungan Asia Tenggara, tradisi kopi telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari orang-orang Asia. Setiap tegukan yang hangat dan kafein yang menggelora menjadi wujud penghormatan atas sejarah panjang yang telah kita warisi.

Sebagai pembawa cita rasa dan cerita, kopi telah menyatukan bangsa-bangsa dan menjembatani perbedaan budaya. Di dalamnya, kita dapat menemukan keindahan serta aroma yang merefleksikan kekayaan warisan Asia yang tak tergantikan.***

Sejak Kapan Kopi Mengubah Dunia?

Posted By Redaksi on Rabu, 21 Juni 2023 | Rabu, Juni 21, 2023

Kisah kopi adalah kisah transformasi. Dari awal yang sederhana di Ethiopia hingga statusnya saat ini sebagai minuman global, kopi telah mengubah cara hidup dan cara kerja orang di seluruh dunia.

Ilustrasi (Pixabay)
Sejumlah buku termasyhur bisa membantu kita menelusuri sejarah kopi. Di antaranya "World Atlas of Coffee" oleh James Hoffmann (2015, ​​Ten Speed ​​Press). Bisa juga membaca "Revolusi Kopi Baru: Sains dan Pengetahuan tentang Minuman Paling Populer di Dunia" oleh Michael Pollan (2011, Penguin Press).

Hiruplah aroma ilmu dalam buku "Drip Coffee: Manual untuk Kesempurnaan" oleh Maxwell Colonna-Dashwood dan James Hoffmann (2016, Quarto Publishing Group USA)

Reguklah pengetahuan dalam buku "The Coffee Book: A Visual History of the World's Most Popular Drink" oleh Michael Paul Kaplan (2013, Thames & Hudson). Kita bisa menyesap buku "Kopi: Sejarah Global" oleh Mark Pendergrast (2014, Reaktion Books. Atau teguklah buku "Kisah Kopi: Dari Bunga ke Cangkir" oleh James W. McLauchlin (2015, Skyhorse Publishing) 

Buku-buku ini memberikan informasi mendalam tentang sejarah, budidaya, pengolahan, dan pembuatan kopi. Mereka juga membahas perbedaan jenis biji kopi, perbedaan cara menyeduh kopi, dan perbedaan rasa kopi.

Menyusuri Jejak Kedai Kopi Pertama di Dunia: Kiva Han

Di tengah gemuruh aktivitas kota Istanbul yang semarak, tersembunyi sebuah tempat yang membawa kita kembali ke masa lalu yang memikat. Kiva Han, sebuah kedai kopi yang legendaris, memiliki kehormatan menjadi kedai kopi pertama di dunia. Melewati ambang pintunya yang berusia ratusan tahun, kita akan merasakan sejarah yang hidup dan memanjakan lidah dengan kelezatan kopi yang diracik dengan penuh dedikasi.

Suasana di Kiva Han memancarkan pesona yang tak tertandingi. Dindingnya yang terbuat dari batu bata kuno menciptakan suasana yang hangat dan terasa seperti memasuki sebuah zaman yang telah berlalu. Hiasan-hiasan klasik, termasuk lukisan-lukisan yang menggambarkan proses pengolahan biji kopi, menghiasi ruangan dengan keindahannya yang memikat. Suara gemerisik percakapan hangat dan tawa pelanggan mengisi udara, menciptakan lingkungan yang penuh kehangatan dan kedekatan.

Namun, daya tarik utama Kiva Han terletak pada keahlian barista-nya dalam meracik kopi yang tak tertandingi. Setiap cangkir kopi di sini merupakan karya seni yang diracik dengan teliti dan kecintaan yang mendalam. Proses dimulai dengan pemilihan biji kopi terbaik dari berbagai penjuru dunia, dengan fokus pada kualitas, aroma, dan karakteristik yang unik.

Setelah biji kopi terpilih, barista berpengalaman memulai proses penggilingan yang presisi untuk mendapatkan kehalusan yang tepat. Kemudian, biji kopi yang telah digiling dengan cermat diseduh menggunakan metode tradisional seperti alat seduh siphon atau cezve (dallah). Tiap langkah dilakukan dengan penuh perhatian dan keahlian, memastikan bahwa cita rasa kopi yang dihasilkan mampu memikat lidah dan memanjakan indera.

Ketika aroma kopi yang harum mulai menyebar ke seluruh ruangan, cangkir kopi yang indah dan hangat disajikan di meja pelanggan. Saat Anda menggenggam cangkir itu, Anda dapat merasakan sejuknya keramahan dan kelembutan sejarah yang mengalir melalui setiap tegukan. Rasakan sentuhan kenikmatan yang terpancar dari setiap tegukan kopi yang diracik dengan penuh cinta dan keahlian.

Kiva Han bukan hanya sekadar kedai kopi. Tempat ini adalah penjelajahan budaya dan nostalgia yang mendalam. Seperti yang ditunjukkan oleh barista yang bersemangat, Kiva Han juga menjadi tempat di mana cerita dan pengetahuan tentang kopi dibagikan dengan sukacita. Pelanggan diajak untuk mengeksplorasi ragam biji kopi dari berbagai penjuru dunia, memahami proses pengolahan yang rumit, dan menyelami cerita di balik setiap tegukan.

Kedai kopi ini adalah bukti nyata bahwa kecintaan terhadap kopi telah mengikat manusia selama berabad-abad. Kiva Han dengan bangga mempertahankan warisan ini, menjadikannya sebagai tujuan yang tidak boleh dilewatkan bagi pecinta kopi yang ingin mengalami pengalaman yang unik dan berharga.

Jadi, jika Anda merindukan petualangan yang melampaui sekadar secangkir kopi, Kiva Han adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Nikmati sensasi unik merasakan kopi yang diracik dengan penuh keahlian, menelusuri jejak kedai kopi pertama di dunia, dan mengikuti arus sejarah yang telah membentuk minuman yang kita cintai ini.

Dimulai dari Etiopia

Mundur lagi jauh ke belakang. Cerita dimulai di Etiopia, tempat tanaman kopi pertama kali ditemukan. Menurut legenda, seorang penggembala kambing bernama Kaldi memperhatikan bahwa kambingnya menjadi lebih energik setelah memakan buah dari pohon tertentu. Kaldi mencoba buah beri itu sendiri dan menemukan bahwa buah itu memiliki efek yang merangsang. Dia berbagi penemuannya dengan para biarawan di sebuah biara terdekat, dan tak lama kemudian kopi menjadi minuman yang populer di kalangan para biarawan.

Dari Ethiopia, kopi menyebar ke Yaman, tempat pertama kali dibudidayakan. Di Yaman, kopi menjadi minuman populer di kalangan mistikus Sufi, yang menggunakannya untuk tetap terjaga selama malam panjang untuk berdoa dan bermeditasi. Kopi juga menjadi minuman populer di kalangan pedagang, yang menggunakannya untuk tetap waspada selama perjalanan perdagangan yang jauh.

Pada abad ke-16, kopi diperkenalkan ke Eropa, dan dengan cepat menjadi populer. Kedai kopi mulai bermunculan di seluruh Eropa, dan kopi menjadi simbol pertukaran intelektual dan budaya. Kedai kopi adalah tempat di mana orang bisa berkumpul untuk membahas politik, filsafat, dan sastra. Mereka juga merupakan tempat di mana ide-ide baru dapat lahir.

Abad ke-17 menyaksikan penyebaran kopi ke Amerika. Perkebunan kopi didirikan di Brasil, Kolombia, dan negara-negara lain, dan kopi segera menjadi tanaman ekspor utama. Saat ini, kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Itu dinikmati oleh orang-orang dari segala usia dan budaya, dan itu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari bagi miliaran orang.

Kopi dan Islam

Kopi memiliki sejarah panjang dan kaya di dunia Islam. Diyakini telah diperkenalkan ke Timur Tengah dari Ethiopia pada abad ke-15, dan dengan cepat menjadi populer di kalangan mistikus Sufi, yang menggunakannya untuk tetap terjaga selama malam doa dan meditasi yang panjang. Kopi juga menjadi minuman populer di kalangan pedagang, yang menggunakannya untuk tetap waspada selama perjalanan perdagangan yang jauh.

Pada abad ke-16, kedai kopi mulai bermunculan di seluruh dunia Islam. Kedai kopi ini adalah tempat di mana orang bisa berkumpul untuk membahas politik, filsafat, dan sastra. Mereka juga merupakan tempat di mana ide-ide baru dapat lahir.

Kekaisaran Ottoman adalah salah satu kekuatan besar pertama yang merangkul kopi, dan dengan cepat menjadi simbol budaya Ottoman. Kedai kopi dipandang sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk mendiskusikan politik dan gagasan, dan sering dianggap sebagai ancaman terhadap otoritas negara Ottoman.

Pada tahun 1633, sultan Ottoman Murad IV melarang kedai kopi, namun larangan tersebut akhirnya dicabut. Kopi terus tumbuh popularitasnya di dunia Islam, dan akhirnya menyebar ke Eropa dan Amerika.


Kaitan kuat antara Islam dan kopi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kopi dipandang sebagai stimulan yang dapat membantu orang untuk tetap terjaga dan waspada. Ini penting di dunia Islam, di mana banyak orang berdoa lima kali sehari dan puasa diwajibkan selama bulan Ramadhan.

Kedua, kopi dipandang sebagai minuman sosial yang bisa dinikmati bersama teman dan keluarga. Hal ini sesuai dengan tradisi keramahan Islam.

Ketiga, kopi dipandang sebagai simbol budaya dan identitas. Di banyak negara mayoritas Muslim, kedai kopi dipandang sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdiskusi tentang politik, filsafat, dan sastra. Mereka juga merupakan tempat di mana ide-ide baru dapat lahir. 

Filosofi Kopi

Kopi memiliki tradisi filosofis yang kaya. Bagi banyak orang, kopi lebih dari sekadar minuman. Ini adalah cara hidup. Kopi adalah simbol kreativitas, produktivitas, dan komunitas. Ini adalah minuman yang bisa dinikmati sendiri atau dibagikan dengan teman.

Ada banyak cara berbeda untuk berpikir tentang filosofi kopi. Beberapa orang percaya bahwa kopi adalah stimulan yang dapat membantu kita menjadi lebih produktif. Yang lain percaya bahwa kopi adalah pelumas sosial yang membantu kita terhubung dengan orang lain. Yang lain lagi percaya bahwa kopi adalah simbol identitas budaya.

Tidak peduli bagaimana Anda memikirkannya, tidak diragukan lagi bahwa kopi memiliki dampak yang sangat besar pada kehidupan kita. Ini adalah minuman yang dapat memberi energi pada kita, menginspirasi kita, dan menghubungkan kita dengan orang lain. Itu adalah minuman yang telah mengubah dunia, dan itu adalah minuman yang akan terus membentuk hidup kita selama bertahun-tahun yang akan datang.***

diseduh oleh: Alfian Nawawi



50 Filosofi Kopi yang Unik Menggelitik

Posted By Redaksi on Selasa, 20 Juni 2023 | Selasa, Juni 20, 2023

Dalam setiap cangkir kopi terdapat lebih dari sekadar minuman yang menghangatkan tubuh dan merangsang pikiran. Di balik setiap tegukan kopi, terdapat filosofi yang bersemayam dengan segala keunikan dan kejenakaannya. 

Berikut 50 ucapan unik yang menggelitik otak dan lidah, mempersembahkan filosofi kopi yang tak terduga.

"Kopi adalah seni gelap yang meracuni pikiran, tapi juga terang yang mencerahkan hati."

"Kopi adalah bahasa yang bisa aku pahami bahkan saat pagiku masih setengah sadar."

"Bagai cinta yang tak pernah bisa berbohong, kopi pun tetap membangunkan ku setiap pagi."

"Hidup tanpa kopi bagaikan teater tanpa panggung, hampa dan tak berwarna."

"Jika kopi adalah obat tidur, maka aku adalah pecandu yang tak bisa berhenti meminumnya."

"Jika hatimu dingin seperti es krim, biarlah kopi menjadi sendok yang melumerkannya."

"Kopi adalah tinta yang menjadikan hari-hari kita lebih tajam dan cerah."

"Seperti kopi yang melintas dari cangkir ke mulutku, kamu pun melintas dalam hidupku dan mengisi hatiku."

"Jika cinta adalah api, maka kopi adalah bahan bakarnya yang tak pernah habis."

"Kopi adalah penawar segala masalah. Jika tidak bisa memecahkan masalah, setidaknya ia memberikan kita energi untuk menghadapinya."

"Jika hidupmu seperti kopi yang terlalu pahit, tambahkan sedikit gula dan nikmatilah manisnya perjalanan."

"Kopi adalah pesan diam yang menghubungkan hati yang hampa dengan jiwa yang gelisah."

"Seiring dengan setiap tegukan kopi, aku semakin memahami betapa pentingnya menghargai kecil-kecil kebahagiaan dalam hidup."

"Kopi adalah keajaiban yang diciptakan oleh Tuhan untuk memulai hari dengan senyuman."

"Seperti kopi yang memberikan aroma yang memikat, kamu pun memberikan pesona yang tak bisa dilupakan.”

"Kopi adalah teman setia yang selalu siap menemani saat kesendirian dan kebosanan menghampiri."

"Jika hidupmu terasa hambar, mungkin kamu hanya perlu mengganti air dengan kopi."

"Kopi adalah seni yang membutuhkan waktu dan kesabaran untuk dihasilkan, begitu pula dengan cinta."

"Setiap cangkir kopi adalah perjalanan panjang yang dimulai dari biji kecil yang berani bermimpi besar."

"Seperti kopi yang menjadi hidupku, kamu pun menjadi energi yang menghidupkan hatiku."

"Kopi adalah penyembuh luka hati, memberikan kelegaan dan memulihkan jiwa yang terluka."

"Jika kehidupanmu terasa hambar, mungkin kamu hanya perlu tambahkan sedikit kopi ke dalamnya."

"Kopi adalah musik yang diputar dalam gelas, menciptakan irama yang menggetarkan jiwa."

"Seperti kopi yang membangunkan jiwa, kamu pun membangunkan rasa ingin hidupku setiap harinya."

"Jika cinta adalah api, maka kopi adalah api dalam cangkir yang membakar semangat kita."

"Kopi adalah teman sejati yang tak akan meninggalkanmu meski dunia berputar terbalik."

"Seperti kopi yang mengalir dalam tubuhku, kamu pun mengalir dalam setiap detak jantungku."

"Jika hidupmu adalah lagu, biarlah kopi menjadi melodi yang menyertainya."

"Kopi adalah seni yang harus diseduh dengan hati-hati, begitu pula dengan hidup."

"Kopi adalah kehidupan yang aku nikmati, dan kamu adalah sejumput gula yang mengubahnya menjadi manis."

"Jika kopi adalah candu, maka aku adalah pecandu yang tak ingin disembuhkan."

"Seperti kopi yang tak bisa mengingkari aroma dan rasa, cinta pun tak bisa mengingkari getaran hati yang tak terbendung."

"Kopi adalah matahari yang terbit setiap pagi, memberikan cahaya untuk menjalani hari-hari kita."

"Jika kehidupanmu adalah taman bunga, biarlah kopi menjadi pupuk yang membuatnya mekar dengan indah."

"Kopi adalah obat yang pahit tapi manis, mengobati lelah dan membangkitkan semangat."

"Seperti kopi yang memadu rasa pahit dan manis, cinta pun mengajarkan kita menghargai kontras dalam hidup."

"Kopi adalah seni yang membutuhkan kesabaran dalam menyeduhnya, sama seperti cinta yang perlu waktu untuk berkembang."

"Jika hidupmu adalah halaman kosong, biarlah kopi menjadi pena yang menulis cerita yang tak terlupakan."

"Kopi adalah cermin jiwa yang menggambarkan keadaan hati kita pada setiap pagi yang gelap."

"Seperti kopi yang tak bisa dilewatkan setiap pagi, kamu pun tak bisa dilewatkan dalam hidupku."

"Kopi adalah pertemuan antara cita rasa dan harapan, menciptakan keajaiban dalam setiap tegukannya."

"Jika kehidupanmu adalah misteri, biarlah kopi menjadi petunjuk yang mengarahkanmu pada jawaban yang sebenarnya."

"Kopi adalah alasan mengapa pagi tidak pernah merasa sunyi dan sendiri."

"Seperti kopi yang memberikan energi, kamu pun memberikan semangat yang tak tergantikan."

"Kopi adalah pesan cinta dari biji yang bertemu dengan air, menghasilkan aroma yang mempesona."

"Jika hidupmu adalah puzzle, biarlah kopi menjadi potongan yang menyatukan segala kepingannya."

"Kopi adalah keindahan yang terungkap dalam setiap gelas, memancarkan pesona yang menghipnotis."

"Seperti kopi yang menjadi candu, kamu pun menjadi kelemahanku yang tak bisa kuatasi."

"Kopi adalah seni yang melibatkan rasa dan pencapaian, menggambarkan perjalanan hidup yang tak terlupakan."

"Jika hidupmu adalah teka-teki, biarlah kopi menjadi petunjuk yang membawa kita pada jawaban yang tak terduga."

Melalui setiap ucapan filosofi kopi yang lucu dan unik ini, kita memahami bahwa kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga cermin dari kehidupan kita. Secangkir kopi dalam setiap tegukan selalu punya keajaiban, pesan, dan kehidupan yang indah.***

Nostalgia Grand Opening 23 Februari 2020

Posted By Redaksi on Sabtu, 17 Juni 2023 | Sabtu, Juni 17, 2023


Ini adalah salah satu momen spesial di Kedai Kopi Litera sebagai sebuah titik awal menjelaskan ke ruang publik ihwal konsep unik kedai kopi ini yang menggabungkan kedai kopi dengan ruang baca buku dan tempat berdiskusi seputar literasi. 

Ilustrasi pengunjung Kedai Kopi Litera
Grand Opening Kedai Kopi Litera pada tanggal 23 Februari 2020 merupakan momen penting yang menandai dimulainya perjalanan mereka dalam meretas jalur literasi melalui dunia kopi.

Salah satu item kegiatan dalam Grand Opening adalah diskusi yang bertajuk "Antara Kau, Aku, dan Buku". Diskusi ini menghadiirkan pembicara yaitu Ustadz Andy Satria dan penggiat literasi Basmawati Haris. Diskusi dipandu oleh Arzal Isham.

Diskusi ini bertujuan untuk menjelajahi hubungan antara diri sendiri, orang lain, dan buku dalam konteks literasi. Pembicara mengungkapkan pandangan mereka tentang pentingnya membaca, berbagi pengetahuan, dan memperluas wawasan melalui literasi. Diskusi tersebut juga mencakup topik-topik seperti manfaat membaca, pengaruh buku dalam membentuk pemikiran, dan bagaimana literasi dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Kedai Kopi Litera menawarkan ruang egalitarianisme, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat berkumpul, berbincang, dan berbagi ide tentang literasi. Kedai ini juga menyediakan ruang baca buku yang lengkap, sehingga para pengunjung dapat menikmati minuman kopi sambil membaca buku-buku pilihan.

Konsep Kedai Kopi Litera bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang merangsang minat dan kecintaan terhadap literasi, sekaligus menjadi tempat inspirasi dan edukasi bagi masyarakat. Melalui kombinasi antara kopi, buku, dan diskusi, Kedai Kopi Litera berharap dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam mempromosikan budaya literasi di tengah masyarakat.

Sejak Grand Opening-nya pada tanggal 23 Februari 2020, Kedai Kopi Litera telah menjadi tempat populer bagi pecinta kopi dan penggemar literasi.***


Kedai Kopi Merengkuh Platform Digital

diseduh oleh: Israwaty Samad

Keheningan pagi membelai kedai kopi yang tersembunyi di sudut jalan. Sebuah rasa hangat menyapa, merayu siapapun yang melintasinya. Seperti penari yang memperagakan gerakan lemah lembut, kehadiran sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti kedai kopi mampu mengisi celah kehidupan kita dengan kehidupan sendiri. Namun, dalam dunia yang semakin digital ini, kehadiran mereka di ranah maya menjadi semakin penting.

Ilustrasi pengunjung membaca di Kedai Kopi Litera
Sebuah kedai kopi tak lagi hanya mengandalkan aroma biji kopi yang menggoda dan sentuhan hangat cangkir di tangan pelanggannya. Mereka harus bertransformasi menjadi aktor utama di jagat maya, memahami bahwa hadir di berbagai media sosial dan platform digital lainnya adalah kunci keberhasilan mereka. Ini adalah era di mana kehadiran online bukan lagi sekadar bonus, tetapi menjadi keharusan untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.

Berbagai akun media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter menjadi saluran vital yang membantu kedai kopi menghadirkan jati dirinya. Lewat lensa kamera, sebuah cangkir kopi dihadirkan dalam bentuk seni yang mengagumkan. Mengenai rasa, aroma, dan sentuhan, sebuah foto mampu menjembatani kesenangan visual dengan imajinasi pelanggan potensial. Rasanya seakan-akan kita dapat merasakan secangkir kopi hangat yang melumuri lidah kita, walaupun hanya dengan sekadar mengamati gambarnya di layar ponsel kita.

Namun, tidak hanya sekadar foto dan deskripsi yang memikat, tetapi juga cerita yang dikisahkan oleh kedai kopi itu sendiri. Situs web yang menampilkan sejarah pendiriannya, bahan-bahan berkualitas yang digunakan, dan filosofi yang mengiringi setiap tetes kopi yang diseduh.

Sebuah cerita menjadi jalinan yang menghubungkan kedai kopi dengan pelanggannya, memberikan rasa kebersamaan dalam setiap tegukan yang diminum. Sebuah kedai kopi yang mampu menjangkau hati orang-orang melalui keindahan kata-kata, tak diragukan lagi memiliki kekuatan magis untuk memikat pelanggan.

YouTube, sebagai salah satu platform video terbesar di dunia, memberikan ruang bagi kedai kopi untuk mengekspresikan keahliannya dalam seni penyeduhan kopi. Dalam sekejap mata, kita dapat menyaksikan seorang barista mahir menciptakan latte art yang memukau.

Suara alat-alat perkopian dan aroma harum semuanya terasa begitu nyata melalui layar. Sebuah kedai kopi mampu menghubungkan pelanggannya dengan proses kreasi dan dedikasi yang dilakukan untuk menghasilkan secangkir kopi yang sempurna.

Melalui berbagai akun media sosial dan platform digital lainnya, kedai kopi membangun keberadaannya di dunia maya. Mereka menjadi lebih dari sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi; mereka menjadi inspirasi, tujuan perjalanan, dan simbol kebersamaan. Di saat dunia semakin kompleks dan jarak semakin menjauhkan kita, kedai kopi hadir sebagai oasis yang menghubungkan kita kembali dengan kehidupan nyata.

Dalam kehangatan kedai kopi yang tersembunyi di sudut jalan, bersembunyi kehidupan digital yang tak terbatas. Sebuah UMKM seperti kedai kopi menemukan kekuatannya dalam membangun komunitas yang saling terhubung melalui ruang maya.

Melalui berbagai akun media sosial dan platform digital lainnya, mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga menghadirkan pengalaman, cerita, dan hubungan yang tak terlupakan. Sebab, dalam dunia yang semakin terhubung ini, kehadiran sebuah kedai kopi di dunia maya adalah kuncinya untuk tetap relevan, menarik hati, dan menjaga semangat hidup yang sejati.***

Kedai Kopi Pertama di Dunia

Orang-orang yang duduk di meja-meja kayu tua, mereka bukanlah sekadar pengunjung biasa. Dalam kedai kopi yang sedikit remang-remang itu, suasana terbuka seiring dengan setiap embusan uap kopi yang mengisi ruangan. Bau harumnya menjadi nyanyian yang menari-nari di udara.

Ilustrasi - Kedai Kopi Litera
Wajah-wajah mereka memancarkan aura misteri, seperti bayangan-bayangan dari dunia yang lain. 

Cangkir-cangkir kopi mereka tampak seperti cawan ajaib yang mengandung kekuatan tak terduga. Para penjual kopi bergerak seperti penari angin, mengayunkan panci dan gelas dengan gerakan yang menghipnotis. Di balik layar, kata-kata tak terucapkan menyelinap ke telinga setiap pengunjung, mengirimkan pesan-pesan dari dimensi yang tak terjamah.

Dalam kedai kopi ini, realitas dan khayalan saling bergelayutan, menciptakan dunia baru yang eksentrik dan tak terbatas.

Kedai kopi menjadi semakin penting dalam kehidupan sehari-hari di era yang kita sebut modern. Mereka ada di mana-mana, mulai dari rantai nasional yang terkenal hingga toko-toko kecil yang nyaman, kafe yang mewah, gubuk-gubuk kecil, dan berdiri di hampir setiap sudut perkotaan.

Bagi para pengunjung setia kedai kopi, mereka tahu bahwa ini bukan hanya tempat untuk mendapatkan secangkir kopi; melainkan tempat yang menciptakan lingkungan sosial. Tempat ini dapat berfungsi sebagai ruang kerja yang nyaman, tempat kencan yang romantis, atau tempat untuk berkumpul dan bercengkerama dengan teman-teman. 

Namun tahukah Anda? Kedai kopi pertama dimulai dari dunia Islam sebelum menyeberang ke dunia Barat. Sebagaimana kopi yang pertama kali diperkenalkan orang Islam ke seantero dunia.

KIva Han

Jadi, kapan sebenarnya kedai kopi mulai muncul?

Dikutip dari laman Hugo.coffee, kedai kopi pertama dalam sejarah dunia berada di Konstantinopel, yang sekarang dikenal sebagai Istanbul modern.

Pada tahun 1475, sebuah toko bernama Kiva Han dibuka dan mulai menjual kopi kepada masyarakat umum. Sebelumnya, kopi telah menjadi minuman populer di berbagai wilayah di dunia timur, terutama di Afrika Utara dan Semenanjung Arab.

Kopi kemudian diperkenalkan ke Eropa hampir seabad setelahnya ketika Kekaisaran Ottoman mengepung kota Wina. Setelah dua minggu pengepungan, Ottoman terpaksa mundur namun mereka meninggalkan barang-barang berharga, termasuk biji kopi mereka. Franz Georg Kolschitzky, seorang bangsawan Polandia yang tinggal di Wina, menggunakan biji kopi yang ditinggalkan tersebut untuk membuka kedai kopi pertama di kota tersebut. Hal ini terjadi pada abad ke-17. Seiring berjalannya waktu, popularitas kopi merambah ke seluruh benua Eropa.

Namun, kedai kopi baru mencapai Prancis dan Inggris padaabad ke-17, tetapi begitu tiba, popularitasnya meroket dengan cepat. Di Paris,kedai kopi pertama didirikan pada tahun 1640-an, dan seiring berjalannya waktu, ratusan kedai kopi lainnya bermunculan dalam beberapa dekade berikutnya.

Kedai-kedai kopi di Paris pada saat itu sangat mirip dengan kedai kopi modern di Amerika. Tempat-tempat ini sering dikunjungi oleh individu dengan kekayaan yang cukup dan menjadi pusat pertemuan sosial untuk berbagi berita, mendiskusikan politik, dan berbincang-bincang secara santai.

Kronologi Perjalanan Kopi  

Mengutip laman Wanderinggoat.com, berikut kronologi di timeline perjalanan kopi di dunia.

Sebelum tahun 1000 Masehi

Anggota suku Galla di Ethiopia menyadari bahwa mereka mendapatkan tambahan energi ketika mereka makan buah tertentu yang dihaluskan dan dicampur dengan lemak hewan.

1000 Masehi

Pedagang Arab membawa kopi kembali ke tanah air mereka dan menanam tanaman ini untuk pertama kalinya di perkebunan. Mereka juga mulai merebus biji kopi, menciptakan minuman yang mereka sebut "qahwa" (secara harfiah, yang mencegah tidur).

1453

Kopi diperkenalkan ke Konstantinopel oleh Turki Ottoman. Kedai kopi pertama di dunia, Kiva Han, dibuka di sana pada tahun 1475. Hukum Turki memungkinkan seorang wanita bercerai dari suaminya jika suami tersebut gagal memberinya kuota kopi harian.

1511

Khair Beg, gubernur yang korup di Mekah, mencoba melarang kopi karena takut pengaruhnya dapat menimbulkan perlawanan terhadap pemerintahannya. Sultan mengirimkan pesan bahwa kopi adalah sesuatu yang suci dan menghukum mati gubernur tersebut.

1600

Kopi, diperkenalkan ke Barat oleh pedagang Italia, menarik perhatian di kalangan elit. Di Italia, Paus Klemens VIII dianjurkan oleh penasihat-penasihatnya untuk mempertimbangkan bahwa minuman favorit Kesultanan Utsmaniyah tersebut merupakan ancaman. Namun, ia memutuskan untuk "membaptis" kopi, menjadikannya minuman Kristen yang dapat diterima.

1607

Kapten John Smith membantu mendirikan koloni Virginia di Jamestown. Dipercaya bahwa ia memperkenalkan kopi ke Amerika Utara.

1645

Kedai kopi pertama dibuka di Italia.

1652

Kedai kopi pertama dibuka di Inggris. Kedai-kedai kopi berkembang pesat dan menjadi tempat forum populer untuk diskusi yang beradab dan tidak, sehingga mereka dijuluki "universitas senilai sepeni" (sepeni adalah harga segelas kopi).

1668

Kopi menggantikan bir sebagai minuman sarapan favorit di Kota New York.

1668

Kedai kopi Edward Lloyd dibuka di Inggris dan sering dikunjungi oleh para pedagang dan agen asuransi maritim. Akhirnya kedai ini menjadi Lloyd's of London, perusahaan asuransi yang paling terkenal di dunia.

1672

Kedai kopi pertama dibuka di Paris.

1675

Pasukan Turki mengepung Wina. Jerzy Franciszek Kulczycki, seorang Polan yang pernah tinggal di Turki, berhasil meloloskan diri melalui barisan musuh untuk memimpin pasukan bantuan ke kota tersebut. Tentara Turki yang melarikan diri meninggalkan karung-karung "makanan hitam kering" yang dikenali oleh Kolschitzky sebagai kopi. Dia mengklaimnya sebagai hadiahnya dan membuka kedai kopi pertama di Eropa Tengah. Dia juga mengenalkan kebiasaan menyaring kopi dari ampasnya, memberi sedikit gula, dan menambahkan susu.

1690

Dengan membawa tanaman kopi yang diselundupkan keluar dari pelabuhan Arab Mocha, Belanda menjadi yang pertama dalam mengangkut dan membudidayakan kopi secara komersial di Ceylon dan koloni Hindia Timur mereka - Jawa, sumber julukan kopi.

1713

Tanpa sadar, Belanda memberikan pohon kopi kepada Louis XIV dari Prancis yang keturunannya akan menghasilkan seluruh industri kopi Barat ketika pada tahun 1723 seorang perwira angkatan laut Prancis, Gabriel Mathieu do Clieu, mencuri bibit pohon kopi dan membawanya ke Martinik. Dalam waktu 50 tahun, catatan survei resmi mencatat ada 19 juta pohon kopi di Martinik. Akhirnya, 90 persen kopi dunia menyebar dari tanaman ini.

1721

Kedai kopi pertama dibuka di Berlin.

1727

Industri kopi Brasil dimulai ketika Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta dikirim oleh pemerintah untuk memediasi sengketa perbatasan antara koloni Prancis dan Belanda di Guyana. Tidak hanya ia berhasil menyelesaikan sengketa tersebut, tetapi juga menjalin hubungan rahasia dengan istri gubernur Guyana Prancis. Meskipun Prancis menjaga perkebunan kopi Dunia Baru mereka untuk mencegah penyebaran, sang istri mengucapkan selamat tinggal kepada Palheta dengan buket bunga yang di dalamnya ia menyembunyikan setek dan biji kopi yang subur.

1732

Johann Sebastian Bach menggubah Kantata Kaffee-Kantate. Bagian yang sebagian merupakan pujian untuk kopi dan sebagian lagi merupakan sindiran terhadap gerakan di Jerman yang melarang wanita minum kopi (dikatakan dapat membuat mereka mandul), kantata ini termasuk arianya, "Ah! Betapa manis rasanya kopi! Lebih indah dari seribu ciuman, lebih manis daripada anggur muscatel! Aku harus minum kopi."

1773

Peristiwa Boston Tea Party menjadikan minum kopi sebagai tugas patriotik di Amerika.

1775

Frederick yang Agung dari Prusia mencoba memblokir impor kopi hijau, karena kekayaan Prusia terkuras. Protes publik membuatnya mengubah keputusannya.

1886

Mantan pedagang grosir Joel Cheek memberi nama campuran kopi populernya "Maxwell House," sesuai dengan nama hotel di Nashville, TN di mana kopi tersebut disajikan.

Awal 1900-an

Di Jerman, minum kopi di sore hari menjadi acara standar. Istilah merendahkan "KaffeeKlatsch" diciptakan untuk menggambarkan gosip wanita dalam acara ini. Istilah ini kemudian diperluas untuk berarti percakapan santai secara umum.

1900

Hills Bros. mulai mengemas kopi panggang dalam kaleng vakum, mengakhiri toko pemanggangan kopi dan pabrik kopi lokal yang biasa ada di mana-mana.

1901

Kopi "instant" pertama ditemukan oleh ahli kimia Jepang-Amerika, Satori Kato, di Chicago.

1903

Pedagang kopi Jerman, Ludwig Roselius, menyerahkan sejumlah biji kopi yang rusak kepada para peneliti, yang berhasil menyempurnakan proses penghilangan kafein dari biji tanpa merusak rasa. Ia memasarkannya dengan merek "Sanka". Sanka diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1923.

1906

George Constant Washington, seorang ahli kimia Inggris yang tinggal di Guatemala, melihat adanya pengembunan berbentuk bubuk di tudung panci kopi peraknya. Setelah melakukan percobaan, ia menciptakan kopi instan pertama yang diproduksi massal (mereka menggunakan merek Red E Coffee).

1907

Dalam waktu kurang dari satu abad, Brasil menghasilkan 97% panen kopi dunia.

1920

Larangan minuman keras mulai berlaku di Amerika Serikat. Penjualan kopi melejit.

1938

Setelah diminta oleh Brasil untuk membantu menemukan solusi atas kelebihan pasokan kopi mereka, perusahaan Nestle menciptakan kopi instan dengan metode pengeringan beku. Nestle mengembangkan Nescafe dan memperkenalkannya di Swiss.

1940

Amerika Serikat mengimpor 70 persen panen kopi dunia.

1942

Selama Perang Dunia II, tentara Amerika diberikan kopi instan Maxwell House dalam kit rantaiannya. Di dalam negeri, penimbunan kopi yang meluas menyebabkan pengaturan kopi.

1946

Di Italia, Achilles Gaggia menyempurnakan mesin espresso-nya. Cappuccino dinamakan demikian karena warnanya menyerupai jubah para biarawan ordo Kapusin.

1969

Satu minggu sebelum Woodstock, keluarga Manson membunuh pewaris perkebunan kopi Abigail Folger ketika dia berkunjung dengan teman Sharon Tate di rumah pembuat film Roman Polanski.

1971

Starbucks membuka toko pertamanya di pasar umum Pike Place di Seattle, menciptakan kegilaan atas kopi biji utuh panggang segar.***

 

Kolaborasi Maut Dua 'Seniman Gagal'

Posted By Redaksi on Senin, 12 Juni 2023 | Senin, Juni 12, 2023


Di sebuah malam yang didera hujan, penuh aroma kopi dan dentingan senar gitar mengisi ruang kecil yang hangat di Kedai Kopi Litera. Pemilik kedai, Alfian Nawawi, memutuskan untuk menghidupkan suasana dengan berkolaborasi dengan salah seorang Litera Lovers, gitaris handal, Andi Alamsyah, untuk sebuah sesi akustik cover.

Perpaduan unik antara lagu-lagu klasik dan sentuhan akustik dihadirkan oleh duo ini. Sebut saja duo "seniman gagal". Vokal pas-pasan dan teknik memainkan gitar ya lumayanlah. Hehehe!

Alfian Nawawi dan Andi Alamsyah memulai penampilan mereka dengan lagu-lagu dari band legendaris Slank. Melodi gitar yang terdengar lembut, namun penuh dengan semangat, memenuhi ruangan tersebut. Litera Lovers yang hadir di sana tak bisa menahan diri untuk bergoyang seiring alunan musik yang mengalun.

Tak hanya berhenti di sana, duo ini juga mengajak pendengar untuk bernostalgia dengan lagu-lagu dari Chrisye, Naff, dan Iwan Fals. 

Akhirnya  Literakustik harus terhenti sejenak ketika Ahmad Dihyah, putra kecil Alfian Nawawi, tiba-tiba muncul dan mengajak ayahnya untuk tidur. Mata mungil Ahmad Dihyah yang mengantuk menjadi sinyal bahwa malam telah larut dan waktunya untuk beristirahat.

Sesuai dengan namanya, Kedai Kopi Litera tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati secangkir kopi yang menggugah selera, tetapi juga menjadi panggung bagi bakat-bakat musik lokal. Salah satuny adalah Literakustik.

Kedai Kopi Litera, sebuah tempat yang menawarkan lebih dari sekadar kopi, melainkan sebuah ruang di mana seni dan budaya berkumpul dalam harmoni yang ajaib.***


Menyesap Secangkir Tragedi di Balik Kopi

Posted By Redaksi on Minggu, 11 Juni 2023 | Minggu, Juni 11, 2023

diseduh oleh: Alfian Nawawi

Kopi tidak pernah benar-benar mengalir ke dalam tiga ruang yang kita sebut budaya, ekonomi dan lifestyle, sebagai sekadar tanaman atau komoditas. Kopi punya banyak drama yang tidak tercatat, kawan. 

Bebijian eksentrik itu lebih banyak disebut sebagai warisan  nenek moyang yang harus dijaga dengan penuh kehormatan. Begitu bunyi narasi mainstream yang selalu kita harus pahami. Sementara kita kerap lupa bahwa narasi itu ditulis oleh penguasa dan kapitalis.

Di lembaran narasi mana kita pernah menyeduh kisah setiap tetes keringat yang menetes di ladang kopi? Terlebih lagi ladang-ladang kopi di 'dunia ketiga'.

Begitulah sehingga tidak semua cerita kopi berakhir serupa ending sinetron Indonesia. Nyaris di balik setiap cangkir kopi yang nikmat, ada tragedi yang mengiringinya sebelum tiba di hadapan kita. 

Kopi susu ala Kedai Kopi Litera
Di sana banyak kisah penindasan terhadap petani kopi. Mereka bekerja keras, namun jarang diberikan imbalan yang setimpal. Sementara kita menikmati aroma dan cita rasa kopi, mereka tetap terjebak dalam lingkaran kemiskinan turun temurun.

Buku-buku tentang kopi seperti "The World Atlas of Coffee" karya James Hoffman, "God in a Cup" karya Michaele Weissman, dan "The Coffee Dictionary" karya Maxwell Colonna-Dashwood, menjadi saksi bisu perjalanan kopi dari kebun hingga ke cangkir kita.

Betapa buku-buku itu menggambarkan perjalanan yang panjang dan kompleks dari biji kopi hingga menjadi minuman yang disukai oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Tapi, bagaimana kamu bisa tahu kalau baca sepotong buku saja tidak pernah?

Buku-buku ini juga memperkenalkan kita pada keanekaragaman jenis kopi, metode pengolahan yang berbeda, dan dampak sosial-ekonomi dari industri kopi. Mereka memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang apa yang ada di balik setiap tegukan yang kita nikmati, dan mendorong kita untuk lebih menghargai proses dan perjuangan yang ada di baliknya.

Media juga memiliki peran penting dalam memperluas pemahaman kita tentang kopi. Dalam film dokumenter  semisal "A Film About Coffee", kita dihadapkan pada realitas pahit di balik secangkir kopi. Kita melihat bagaimana petani kopi di negara-negara seperti Ethiopia, Kolombia, dan Brasil berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, harga yang tidak stabil, dan kesenjangan sosial.

Di wilayah karya sastra, buku, dan media, kita dapat memahami bahwa kopi adalah jauh lebih dari sekadar minuman yang kita nikmati setiap hari. Ia adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi jutaan petani kopi di seluruh dunia. Ia adalah kisah tentang kehidupan, keberanian, dan perjuangan yang tidak boleh dilupakan.

Kopi itu adalah harmoni antara kehidupan dan seni. Ya, jika kita menggabungkan kekuatan dan keindahan dalam setiap tetesnya. Ya, jika kita kopi sudah kita pahami sebagai kebersamaan, rasa hormat terhadap alam, dan penghargaan terhadap kerja keras orang-orang di baliknya. Kopi adalah semangat dan inspirasi yang mampu menghidupkan kembali tubuh dan pikiran kita.  

Sejenak, bayangkan aroma kopi yang menguar dari cangkir dengan menyesap harga kemanusiaan dan kisah-kisah tragedi petani kopi di balik setiap cangkir kopi yang kita minum..

Mereka benar-benar masih banyak yang terpencil, kawan. Di balik setiap tegukan yang kita nikmati, adakah wajah petani kopi yang bergumul di musim panen? Jika tidak, pantas kamu bebal sekali hanya mau beli kopi premium yang rasanya jauh lebih hambar karena kamu juga tak paham ilmu seduhnya. Lebih hambar lagi hidupmu, menulis kalimat filosofi kopi tapi tak mau tahu perjuangan dan penderitaan orang-orang yang mengandalkan penghasilan dari biji ajaib ini.

Kopi saya kali ini cukup keras, kawan. Sekeras bebalmu!***

Seni Menyeduh Kopi di Atas Perapian

Oleh:  Alfian Nawawi

Di sela-sela riak api, sejumput biji kopi dengan harum yang menarik perlahan merasuk ke dalam sangkar kayu di atas perapian. Serupa irama, aroma kopi yang khas pun merayap dengan lembut, memenuhi setiap sudut ruangan. Keajaiban inilah yang datang ke hati dan pikiran, melahirkan hangat dan kenikmatan sejati yang tak terlupakan.

Kehadiran kopi yang diseduh di atas perapian membawa pengalaman yang terasa begitu eksklusif dan menyenangkan. Ketika suhu api melambung tinggi, biji kopi yang terpanggang dengan sempurna menemukan tempatnya di dalam gelas penyeduh. Lalu, dengan cermat dan penuh kasih, air panas mengalir perlahan, meluluhkan kekakuan biji kopi, dan merengkuh segala kelezatan di dalamnya.

Di sini, waktu berputar pelan seperti tari kobaran api yang tak terduga. Setiap tetes air yang jatuh memperkuat aroma kopi yang memikat, menciptakan harmoni yang sempurna di dalam gelas penyeduh. Rasanya seolah memasuki sebuah surga rahasia.

Sesekali, percikan api yang berkilauan menari-nari di hadapan biji kopi yang sedang diseduh, menambah pesona dari prosesi ini. Suara kerikil kayu yang bergemuruh di bawah langkah waktu, seolah menyemai ketenangan dan keabadian dalam setiap tegukan kopi yang akan datang. Semua itu membentuk sebuah panggung di mana kepuasan mendalam bergandengan tangan, menghiasi setiap tegukan hangat yang melintas di bibir.

Momen penyeduhan kopi di atas perapian menjadi hadiah tersendiri bagi jiwa penikmatnya. Rasa yang terjalin dengan alam semesta, di mana kehangatan dan keindahan disuguhkan dengan pemandangan yang memukau dan harum yang menggoda, Menciptakan perasaan yang mampu melampaui batas-batas kenyataan.

Dalam detik-detik berhenti yang ajaib, di tengah perapian yang membara, sejumput biji kopi berubah menjadi elixir yang mempesona, mengangkat roh dan membelai jiwa. Sensasi itu tak tergantikan, menjadi perjalanan tersendiri yang membawa kita melewati dunia rasa dan kelezatan yang belum pernah kita temui sebelumnya. Hanya dengan menyeduh kopi di atas perapian, kita dapat merasakan kedalaman yang tersembunyi dan memanfaatkan seluruh indera untuk menikmati keajaiban yang ditawarkan oleh biji-biji yang penuh kenikmatan ini.

Bagi pecinta kopi, mengetahui suhu yang tepat untuk menyeduh kopi di atas perapian adalah sebuah seni yang harus dikuasai. Setiap jenis kopi memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan suhu yang tepat akan mempengaruhi rasa dan aroma yang dihasilkan.

Sebagai panduan bagi para penikmat kopi yang ingin menguasai seni menyeduh di atas perapian, terdapat berbagai sumber bacaan dan media yang dapat menjadi referensi. 

Salah satu buku yang disarankan adalah " The Art and Craft of Coffee An Enthusiast's Guide to Selecting, Roasting, and Brewing Exquisite Coffee” yang ditulis Kevin Sinnott, penerbit  Quarry Books, 2011. Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang berbagai metode penyeduhan kopi, termasuk penyeduhan di atas perapian. Kevin Sinnott menjelaskan secara detail mengenai suhu yang ideal untuk menyeduh kopi dengan menggunakan metode manual brew maupun teko aluminium ataupun teko kuningan.

Tentu saja masih ada ratusan buku lainnya yang bisa ditemukan di perpustakaan atau toko buku yang bisa membantu kita memahami lebihdalam

Ketika biji kopi mulai terkena air panas, suhu sekitar perapian yang hangat memberikan sentuhan magis pada proses penyeduhan. Suhu ideal untuk menyeduh kopi di atas perapian biasanya berkisar antara 90°C hingga 96°C, tergantung pada jenis kopi yang digunakan. Sumber-sumber yang disebutkan di atas memberikan panduan lebih spesifik mengenai suhu yang sesuai untuk berbagai jenis kopi, sehingga para penikmat kopi dapat menyesuaikan penyeduhan mereka dengan sempurna.

Saat cairan kopi mulai mengalir perlahan dari alat penyaring, aroma kopi yang khas menyebar ke seluruh ruangan, menambah kenikmatan yang tak tergantikan. Menyeduh kopi di atas perapian bukan hanya sekadar proses, tetapi juga sebuah ritual yang melibatkan hati dan jiwa. Sembari menikmati hangatnya perapian, para pecinta kopi merasakan kedamaian dan keindahan saat menyiapkan secangkir kopi yang sempurna.

Dalam setiap cangkir kopi yang diseduh di atas perapian, ada cerita tentang pengabdian, ketekunan, dan kelembutan. Seperti seni yang indah, menyeduh kopi di atas perapian membutuhkan perasaan yang dalam, kepekaan terhadap suhu, dan keahlian yang terus diasah. Tenggelamlah sesekali dalam pesona biji kopi yang menari di atas perapian, di sana ada momen keajaiban dan kenikmatan.***

 
Support : Creating Website | Dihyah PROject | Dihyah PROject
Copyright © 2011. Kedai Kopi Litera - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Dihyah PROjecte
Proudly powered by Dihyah PROject